Home » Consignment Stock: Stock Selalu Tersedia Tapi Bayar Belakangan? Simak di Sini Penjelasannya!

Consignment Stock: Stock Selalu Tersedia Tapi Bayar Belakangan? Simak di Sini Penjelasannya!

Consignment Stock

Dalam dunia procurement, salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengelola stok secara efisien tanpa membebani anggaran perusahaan. Salah satu solusi yang sering diabaikan namun sangat efektif adalah consignment stock. 

Teknik ini memungkinkan perusahaan memiliki stok barang yang selalu tersedia tanpa harus langsung mengeluarkan biaya besar.  Kali ini kita kan membahas apa itu consignment stock, bagaimana cara kerjanya, serta manfaatnya bagi perusahaan.

Baca Juga: Pemesanan Ulang Manajemen Persediaan, 5 Tipsnya di Sini

Apa Itu Consignment Stock?

Apa Itu Consignment Stock

Consignment stock adalah strategi di mana supplier menyimpan barang di gudang pembeli, tetapi pembeli hanya membayar barang yang sudah digunakan atau dijual. 

Artinya, barang tetap menjadi milik supplier hingga digunakan oleh pembeli. Teknik ini sering digunakan dalam industri manufaktur, ritel, dan farmasi, di mana kebutuhan stok tinggi, namun perputaran dana harus tetap efisien. Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur membutuhkan komponen tertentu untuk lini produksinya. 

Dengan teknik stok ini, komponen tersebut selalu tersedia di gudang perusahaan. Namun, perusahaan hanya akan membayar supplier jika komponen tersebut sudah diambil untuk digunakan dalam produksi.

Cara Kerja Consignment Stock

Cara Kerja Consignment Stock

Bagi Anda yang tertarik untuk menerapkan teknik ini, berikut adalah beberapa tahapannya.

1. Kesepakatan Awal

Proses dimulai dengan pembeli dan supplier membuat kesepakatan. Kontrak harus mencakup jenis barang, jumlah, lokasi penyimpanan, dan sistem pembayaran. Biasanya, ada juga tenggang waktu di mana barang harus terjual atau diambil oleh pembeli.

2. Pengiriman Barang

Supplier mengirimkan barang ke gudang pembeli atau lokasi yang telah disepakati. Namun, barang tersebut tetap menjadi milik supplier hingga digunakan atau dijual.

3. Pemantauan Stok

Supplier dan pembeli harus bekerja sama untuk memantau pergerakan stok. Teknologi seperti software inventory management dapat digunakan untuk memastikan transparansi data antara kedua belah pihak.

4. Pembayaran

Pembeli hanya membayar barang yang telah digunakan atau dijual. Jika ada barang yang tidak terpakai dalam jangka waktu tertentu, biasanya akan dikembalikan ke supplier.

Baca Juga: 7 Alasan Kapan Harus Memilih Pengelola Pengadaan Barang Jasa In-house

Manfaat Consignment Stock

Setelah mengetahui bagaimana cara kerja consignment stock, ada beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan sebagai berikut.

1. Pengurangan Risiko Keuangan

Dengan consignment stock, pembeli tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk membeli barang secara langsung. Ini sangat membantu dalam menjaga arus kas perusahaan tetap sehat, terutama untuk bisnis dengan anggaran terbatas.

2. Stok Selalu Tersedia

Salah satu keuntungan terbesar adalah ketersediaan barang secara terus-menerus. Ini sangat penting dalam industri yang membutuhkan pasokan berkelanjutan, seperti manufaktur dan ritel.

3. Efisiensi Gudang

Karena barang konsinyasi tetap menjadi tanggung jawab supplier hingga digunakan, pembeli tidak perlu khawatir tentang kerugian akibat barang yang rusak atau kadaluarsa selama masa penyimpanan.

4. Hubungan yang Lebih Baik dengan Supplier

Konsinyasi menciptakan hubungan yang lebih strategis antara pembeli dan supplier. Dengan berbagi risiko dan keuntungan, kedua belah pihak cenderung lebih kooperatif.

5. Kemudahan Perencanaan Produksi

Dengan barang yang selalu tersedia, pembeli dapat merencanakan produksi atau penjualan dengan lebih baik. Ini membantu mengurangi gangguan yang mungkin terjadi akibat kekurangan stok.

Baca Juga: 9 Strategi Menghemat Biaya Pengadaan Barang Jasa Tanpa Mengorbankan Kualitas

Tantangan Consignment Stock

Tantangan Consignment Stock

Meskipun consignment stock menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.

1. Pemantauan Stok yang Kompleks

Tanpa sistem yang baik, pemantauan pergerakan stok bisa menjadi rumit, terutama jika jumlah barang yang dikelola sangat besar.

2. Kesepakatan yang Rumit

Proses negosiasi kontrak consignment stock bisa memakan waktu karena melibatkan banyak detail, seperti sistem pembayaran, durasi, dan pengembalian barang.

3. Risiko Supplier

Supplier harus menanggung risiko lebih besar karena barang tetap menjadi milik mereka hingga digunakan oleh pembeli. Ini bisa menjadi kendala bagi supplier kecil.

Mengapa Consignment Stock Relevan di Era Modern?

Di era digitalisasi, consignment stock menjadi semakin relevan karena dapat didukung oleh teknologi seperti inventory management software dan data analytics. Dengan teknologi ini, baik pembeli maupun supplier dapat memantau stok secara real-time, sehingga transparansi dan efisiensi meningkat.

Strategi ini juga cocok untuk bisnis yang ingin mengadopsi pendekatan lean dalam supply chain mereka. Dengan sistem stok ini, pembeli dapat mengurangi pemborosan dalam pengelolaan stok, sementara supplier mendapatkan akses ke pasar yang lebih stabil.

Consignment stock adalah teknik procurement yang cerdas dan efektif, terutama bagi perusahaan yang ingin menjaga arus kas tetap sehat tanpa mengorbankan ketersediaan stok. Dengan kerjasama yang baik antara pembeli dan supplier, serta dukungan teknologi yang tepat, strategi ini dapat memberikan keuntungan besar bagi kedua belah pihak.

Jika perusahaan Anda belum menerapkan teknik stok ini, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan strategi ini sebagai bagian dari pengelolaan procurement yang lebih efisien.

Referensi: