Emphatic listening adalah tentang pembicara bukan pendengarnya. Bagaimana memahami sudut pandang dan perasaan pembicara. Minat untuk mencoba?
Halo Sobat ProcurA! Semangat Jumat untuk Sobat semua.
Pada 01 November 2019 lalu, Tim Procura kembali mengadakan #WeeklyMeetingProcurA yang dipresentasikan oleh Rini Pratiwi atau biasa dipanggil Rini. Rini merupakan Business Analyst di ProcurA. Pada kesempatan kali ini, Rini membahas tentang Empathic Listening. Apakah Sobat tau tentang empathic listening?
Baca Juga: Kenapa Keterlibatan Karyawan adalah Kunci Sukses Perusahaan
Empathic listening merupakan seni atau teknik di mana seseorang mendengarkan dengan maksud untuk memahami bagaimana perasaan pembicara atau seseorang yang bercerita tanpa meresponnya. Dalam emphatic listening, pendengar tidak hanya memahami ide-idenya saja, namun juga memperhatikan dengan empati, kasih sayang, dan wawasan.
Empathic listening memiliki tujuan dan manfaat yang memungkinkan pendengar untuk berbagi emosi bebas dari penilaian atau kritik. Selain itu, teknik ini mampu meningkatkan kualitas kehidupan secara keseluruhan. Jadi, teknik ini sangat efektif digunakan dalam situasi emosional, ketika ada masalah yang perlu diselesaikan, atau jika hadirnya konflik. Dalam menggunakan teknik empathic listening ini memiliki beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
- Dengarkan pesan dari pembicara secara saksama dan hati-hati, baik secara verbal maupun non-verbal.
- Berikan tampilan postur yang terbuka kepada pembicara dan penuh perhatian.
- Pertimbangkan emosional pembicara Sobat.
- Respons dan tinjau dengan tenang apa yang Sobat rasakan tentang perasaan dan makna pembicara.
Baca Juga: #WeeklyMeetingProcurA, 6 Strategi Menggunakan Digital Marketing
Dalam melakukan teknik emphatic listening, Rini juga memberikan beberapa tips kepada Sobat agar proses empathic listening dapat berjalan dengan baik, di antaranya.
- Mencoba untuk tertarik saat pembaca berbicara.
- Berikan kontak mata dan bahasa tubuh yang baik kepada pembicara.
- Kurangi gangguan ketika pembicara sedang bercerita.
- Undang pembicara untuk menceritakan pikirannya secara luas dan lebih mendalam.
- Tanggapi pembicara dengan nada yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
- Hindari mempertanyakan atau menyelidiki, menilai, mengkritik, menyela, serta memberikan tanggapan otobiografi kepada pembicara.
Baca Juga: 6 Elemen Utama dalam Transformasi Procurement
Nah, itulah penjelasan Rini tentang emphatic listening yang Sobat dapat ikuti. Jadi, yang terpenting dalam emphatic listening adalah tentang pembicara bukan pendengarnya. Bagaimana Sobat dalam memahami sudut pandang dan perasaan pembicara. Apakah Sobat berminat untuk mencoba?
Tentang ProcurA:
ProcurA merupakan perusahaan penyedia software eProcurement yang dapat memberikan solusi dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa di perusahaan Anda. Segera kunjungi situs web ProcurA untuk informasi lebih lanjut atau jadwalkan demo dengan mengklik gambat di bawah ini.
Sumber
https://mycompleteme.com/emphatic-listening/
https://swa.co.id/swa/my-article/active-empathic-listening-meningkatkan-efektivitas-kepemimpinan