Seberapa seringkah Anda memakai batik? Batik mengacu kepada dua hal, yaitu teknik pewarnaan kain dengan memakai “malam” atau lilin untuk mencegah pewarnaan pada bagian kain lainnya serta kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut.
Di Indonesia, batik diperkirakan telah ada pada jaman Majapahit. Kala itu, batik yang ada ialah batik tulis. Batik cap baru mulai dikenal setelah Perang Dunia I.
Outfit yang dahulu identik dengan acara resmi seperti pesta pernikahan tersebut kini telah beradaptasi menjadi pilihan busana sehari-hari dengan hadirnya pakaian batik yang lebih modern dan kasual. Tidak hanya berupa kemeja dan bawahan bagi kebaya, kini kain batik juga telah banyak diaplikasikan ke dalam bentuk blouse, blazer, serta dress. Bahkan, bila Anda sudah berkeluarga, Anda juga bisa tampil kompak dengan keluarga tercinta dalam balutan batik—mulai dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak!
Bisa jadi, pakaian batik juga menjadi pilihan Anda untuk datang ke tempat kerja Anda sehari-hari. Sekarang, saat Anda datang ke kantor dengan memakai batik, mungkin celetukan, “mau kondangan, ya?” sudah tidak akan lagi terdengar.
Tidak hanya lebih modern dan kasual dari segi model pakaian, motif batik pun kini telah ditingkatkan menjadi lebih bervariasi dengan warna-warna yang mengikuti selera masa kini. Tidak lagi terus-menerus bernuansa cokelat, kini batik telah hadir dalam banyak warna baru, misalnya warna-warna lembut pastel yang digemari banyak wanita. Motif yang dimiliki batik memang begitu timeless hingga tak lekang oleh waktu.
Semakin bervariasinya batik tidak dipungkiri menjadikan batik lebih dicintai masyarakat luas. Bahkan, bukan hanya warga Indonesia saja yang menyukainya, lho. Orang-orang di negara lain pun demikian. Buktinya, para desainer busana internasional banyak sekali mengaplikasikan batik ke dalam desain-desain bajunya yang dipamerkan di fashion week internasional.
Warisan budaya Indonesia yang pernah diklaim negara lain ini memang sangat membutuhkan rasa cinta dari warga Indonesia untuk dapat bertahan di tengah perkembangan zaman. Sebagai warga Indonesia, rasa bangga dengan kepemilikan terhadap batik sepertinya tidaklah cukup, karena perlu dibarengi dengan tindakan yang menunjukkan kecintaan terhadap batik itu sendiri.
Saat ada banyak orang yang berbangga dapat memborong baju-baju branded di pusat perbelanjaan, dibutuhkan orang-orang yang juga berbangga saat dapat mengapresiasi para pengrajin batik lokal dengan membeli hasil karyanya. Tidak hanya mencintai batik, sebagai warga Indonesia, kita pun perlu menghargai pengrajinnya.
Di bulan Oktober ini, tepatnya di tanggal dua pada setiap tahunnya, kita akan merayakan bersama sebuah hari yang didedikasikan bagi warisan budaya satu ini.
Hari Batik Nasional merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan martabat serta citra positif Indonesia di mata dunia. Digunakannya batik oleh warga negara lain di luar sana, terlebih oleh para desainer kenamaan, menandakan adanya pengakuan dunia atas batik sebagai salah satu dari kebudayaan Indonesia yang kaya.
Selain itu, Hari Batik Nasional juga diharapkan untuk menumbuhkan rasa cinta pada masyarakat Indonesia sendiri terhadap kebudayaan Indonesia. Adanya Hari Batik Nasional juga secara tidak langsung akan menjadi sebuah penyemangat bagi para pengrajin batik untuk terus mengembangkan batik nasional.
Anda dapat turut serta merayakan Hari Batik Nasional. Umumnya, di lingkungan pemerintahan dan pendidikan, semua orang yang merupakan bagiannya akan diwajibkan mengenakan batik. Bagaimana dengan kantor tempat Anda bekerja? Apakah Anda diharuskan mengenakan batik juga?
Rasanya, bilapun mungkin tidak diwajibkan di tempat Anda bekerja, dress code yang paling tepat untuk tanggal 2 Oktober nanti sudah pastinya batik, dong?
Selamat berbatik ria!
Acuan:
(ED)