Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan November, selangkah lebih dekat lagi menuju tahun 2019! Bicara tentang bulan November, apa yang akan melintas di pikiran Anda untuk pertama kali? Apakah Anda memikirkan tentang Hari Pahlawan?
Hari Pahlawan diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 November. Mungkin, hal ini bukan sebuah pengetahuan baru bagi Anda. Namun, apakah Anda mengetahui sejarah dan makna di baliknya?
Sejarah Hari Pahlawan
Hari Pahlawan dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa pertempuran di Surabaya antara rakyat Indonesia dengan Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration (NICA). Pertempuran ini berawal dari pengibaran bendera Belanda oleh sekelompok orang di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada malam hari di tanggal 19 September 1945. Bendera merah-putih-biru tersebut dikibarkan di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato di Jl. Tunjungan no. 65, Surabaya.
Hal ini diketahui rakyat dan memicu kemarahan mereka. Sekelompok pemuda Indonesia mengambil tindakan tegas dengan menaiki hotel tersebut dan merobek bagian berwarna biru dari bendera Belanda, menjadikannya hanya tersisa warna merah dan putih saja.
Rangkaian peristiwa ini berujung pada pertempuran pertama. Serangan yang awalnya berupa serangan-serangan kecil lalu berubah menjadi serangan besar yang nyaris membunuh seluruh tentara Inggris. Melihat hal tersebut, Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan dari Presiden Soekarno untuk meredakan situasi. Berkat hal tersebut, terjadilah gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.
Walaupun sudah terjadi gencatan senjata, namun tetap ada bentrokan bersenjata yang terjadi. Puncak dari bentrokan bersenjata tersebut adalah tewasnya Brigardir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur pada 30 Oktober 1945 karena tembakan dari seorang pemuda Indonesia yang tidak diketahui identitasnya. Tewasnya Mallaby membuat pihak Inggris marah dan mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta Indonesia menyerahkan persenjataannya.
Mendengar ultimatum tersebut, rakyat Indonesia tidak mengindahkannya dan tetap bertahan meskipun jiwa taruhannya. Melihat hal tersebut, pasukan Inggris melakukan ‘pembersihan’ pada tanggal 10 November subuh. Penduduk Surabaya pun saling membantu mempertahankan kota mereka. Pertempuran ini baru reda setelah tiga minggu lamanya, menggugurkan hingga 6000 nyawa rakyat Indonesia.
Banyaknya jumlah pejuang yang gugur serta rakyat sipil yang menjadi korban inilah yang dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Makna Hari Pahlawan
Perjuangan yang telah dilakukan rakyat Indonesia tersebut sudah sepantasnyalah dimaknai dengan positif oleh generasi penerusnya, yaitu kita semua.
Tanpa adanya perjuangan tersebut, tentu tidaklah bisa kita bersama-sama hidup dengan tenteram. Perjuangan itu dapat kita maknai menjadi sarana pemersatu bangsa—saat rakyat Indonesia diharuskan saling bahu-membahu bekerja sama tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, maupun golongan demi mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Sikap tidak membeda-bedakan tersebut amat diperlukan dalam kehidupan Indonesia saat ini, jangan sampai ada kelompok yang begitu bersemangat menonjolkan warna miliknya sendiri tanpa memerhatikan harmoni dengan kelompok lainnya. Karena, di balik semua perbedaan tersebut, yang harusnya terlihat ialah harmoni, bukan perpecahan. Jangan sampai pula perjuangan mempertahankan Indonesia dahulu berubah menjadi perjuangan memperebutkan Indonesia di antara rakyatnya sendiri di masa yang akan datang.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Bagaimanakah cara Anda mengambil sikap di Hari Pahlawan yang akan datang nanti? Selamat Hari Pahlawan!
Sumber:
- https://merahputih.com/post/read/sejarah-dan-makna-hari-pahlawan-10-november
- http://www.merdekafm.com/news/read/1760/Sejarah_Makna_Hari_Pahlawan_10_November_1945
(ED)