Inilah Sejarah Santa Claus yang Jadi Ikon Natal

santa claus

Source: Couleur from Pixabay

Santa Claus atau jika di Indonesia dinamai Sinterklas, seringkali disebut dengan Saint Nicholas atau Santa di luar negeri. Menurut sejarah Santa Claus, sosok yang melegenda dalam cerita rakyat masyarakat Eropa ini adalah representasi dari Saint Nicholas yang diketahui hidup pada abad ke-4 Masehi.

Dikutip dari Ensiklopedi Gereja (2005) yang disusun Adolf Heuken, Nicholas adalah seorang uskup yang lahir pada tahun 280 di Myra, kota kecil yang pernah menjadi bagian Imperium Romawi, tepatnya di wilayah Turki sekarang.

Cerita kebaikannya memiliki banyak versi di setiap negara. Namun, salah satu yang paling terkenal adalah saat ia membantu orang miskin dan pekerja sosial.

Baca Juga: Rayakan Hari Natal, Ini 7 Film Natal yang Bisa Ditonton Bareng Keluarga!

Mitos Kisah Hidup Santa Claus

mitos hidup santa claus

Source: Dima D. from Pexels

Nicholas dikisahkan sebagai anak yatim piatu yang mewarisi kekayaan orangtuanya sedari kecil. Ia tumbuh sebagai orang yang dermawan dan dikenal sebagai pekerja sosial yang banyak membantu para pelaut.

Dalam kisahnya itu, dikatakan bahwa Nicholas memberikan semua kekayaan yang diwarisinya dan melakukan perjalanan ke pedesaan untuk membantu orang miskin dan orang yang jatuh sakit. Suatu ketika, dirinya menyelamatkan tiga orang miskin ketika hendak dijual menjadi budak berlian atau budak prostitusi oleh ayah mereka.

Nicholas menyelamatkan tiga perempuan itu dengan memberi mereka mas kawin agar mereka bisa menikah. Pasca kejadian itu, selama bertahun-tahun, popularitas Nicholas menyebar dan ia dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pelaut.

Setiap tanggal 6 Desember, biasanya Nicholas menggelar pesta dan menyediakan banyak hadiah untuk anak-anak. Tak hanya itu, orang yang sedang kesusahan dan membutuhkan pertolongan akan ia bantu dengan sepenuh hati. Saking baik hatinya, menurut Meg Cabot dalam Holiday Princess (2005), Saint Nicholas dianggap sebagai orang suci.

Perawakan Santa Claus

perawakan santa claus

Source: Pexels

Melihat dari data sejarah tempat tinggalnya, kemungkinan besar ciri perawakan Santa Claus jauh dari gambaran orang-orang saat ini. Dia justru digambarkan sudah berusia 60 tahun, memiliki kulit seperti minyak zaitun khas orang Yunani, mata cokelat, dan berambut abu-abu atau perak.

Ini diungkapkan oleh para ilmuwan ketika merekonstruksi wajahnya menggunakan teknologi forensik. Mereka juga menduga Santa Claus memiliki hidung yang rusak karena mengalami cedera setelah dianiaya orang-orang Kristen di bawah kekuasaan Kaisar Diocletian dari Kerajaan Romawi.

Illustrator Amerika Serikat kelahiran Jerman, Thomas Nast (1840-1902), dikenal sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan sosok Santa Claus dengan ciri dan perawakan seperti yang dikenal sekarang ini. Pada tahun 1881, Nast menciptakan versi modern Santa Claus sebagai sosok yang periang, gemuk, dan berbaju serba merah.

Baca Juga: Anak Minta Liburan, Ini Tips Minta Cuti ke Atasan yang Efektif!

Santa Claus Berkeliling Rumah pada Malam Natal

Santa Claus Berkeliling Rumah pada Malam Natal

Source: Cottonbro from Pexels

Pada tahun 1822, Clement Clarke Moore, seorang menteri Episkopal (keuskupan) menulis sebuah puisi Natal panjang untuk tiga putrinya yang berjudul Laporan Kunjungan dari Santa Claus.

Pada puisi tersebut, Moore menggambarkan Santa seperti apa yang sering kita lihat saat ini, yakni ‘peri tua periang’ dengan sosok gemuk dan kemampuan supranatural untuk menerbangkan kereta rusa terbangnya.

Meskipun beberapa gambaran Moore mungkin melihat dari sumber lain, puisinya membantu mempopulerkan gambaran Santa Claus yang sekarang dikenal sebagai sosok yang berkeliling dari rumah ke rumah pada malam Natal dan kemudian meninggalkan hadiah untuk anak-anak.

Sampai akhirnya, Saint Nicholas dicitrakan sebagai sosok Santa Claus yang pada setiap malam Natal mendatangi rumah-rumah untuk mengantarkan hadiah kepada anak-anak. Menurut Heuken (2005), figur Sinterklas yang membawa hadiah pada malam Natal merupakan sekularisasi tokoh Saint Nicholas yang sebenarnya.

Baca Juga: Libur Sekolah, Yuk Ajak Anak Wisata Edukasi ke Tempat Ini!

Pernah Dicap sebagai Alat Propaganda

Source: Amine M’Siouri from Pexels

Santa Claus sempat dianggap sebagai alat propaganda Amerika Serikat, bahkan di Uni Soviet (sekarang Rusia). Di bawah kekuasaan Joseph Stalin, Uni Soviet pernah berusaha memberantas segala hal yang berbau Santa Claus dan Natal untuk mendukung “Festival Musim Dingin” yang bersifat sekuler dan menjadi ciri khas negara tersebut.

Tidak hanya Uni Soviet, negara seperti Austria, Belanda, Republik Ceko, dan negara-negara di Amerika Latin melakukan gerakan Anti-Santa demi menjaga dan melindungi tradisi Natal asli mereka sendiri.

Namun popularitas dan komersialisasi ikonnya dimulai dari perusahaan yang memproduksi minuman Coca-Cola pada tahun 1931. Mereka menggunakan Santa Claus sebagai ikon minuman tersebut karena memiliki kesamaan wana produk dan berharap bagi siapapun yang mengkonsumsi minuman itu akan ceria seperti Santa.

Dewasa ini, industri perfilman Hollywood juga sering membuat film dengan mengangkat tema Santa Claus.

Tentang ProcurA

ProcurA merupakan software eProcurement yang tidak hanya bisa meringankan pekerjaan Anda, tapi juga memungkinkan Anda mengelola bisnis dengan lebih baik. Tertarik mencari tahu lebih banyak tentang ProcurA? Kunjungi situs kami di sini. Sukses!

Sumber: