Source: Tom Fisk from Pexels
Pernah dengar istilah supply chain management (SCM)? Supply chain management atau dalam Bahasa Indonesia berarti manajemen rantai pasokan adalah manajemen pengelolaan barang dan jasa. Kegiatan ini mencakup semua proses yang mengubah bahan mentah menjadi produk akhir.
Dalam prosesnya, manajemen rantai pasokan melibatkan perampingan aktif dari kegiatan bisnis untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar.
Supply chain management pada dasarnya merupakan upaya pemasok untuk mengembangkan dan menerapkan rantai pasokan seefisien dan seekonomis mungkin. Aktivitasnya mencakup segala hal, mulai dari produksi, pengembangan produk, hingga sistem informasi yang diperlukan.
Baca Juga: Supply Chain Management dan Hubungannya dengan Procurement
Mengapa Supply Chain Management Penting?
Source: Free-Photos from Pixabay
Selama dua puluh tahun terakhir, hubungan rantai pasokan antara produsen dan distributor menjadi semakin erat. Di banyak industri, penjualan ritel memicu pesanan pengisian ulang ke produsen. Produsen dengan rantai pasokan yang tepat waktu dapat secara otomatis mengisi kembali kebutuhan pasokan ritel.
Seiring dengan meningkatnya kolaborasi, data tambahan dari mitra rantai pasokan memungkinkan perusahaan untuk menggunakan alat analitik canggih untuk lebih meningkatkan hasil. Solusi inilah yang dihadirkan oleh supply chain management.
Termasuk di dalamnya adalah identifikasi potensi masalah sebelum terjadi. Produsen yang mengantisipasi kekurangan sebelum konsumen kecewa bisa menawarkan produk pengganti atau insentif lain untuk membuat konsumen kembali menggunakan barang dan jasa dari produsen tersebut.
Manajemen rantai pasokan juga dapat mengoptimalkan harga secara dinamis. Produk musiman, terutama produk fashion, memiliki umur simpan terbatas. Apapun yang terjual hingga akhir musim akan dijual dengan diskon besar-besaran untuk mengosongkan gudang.
Supply chain dapat mengalokasikan sumber daya secara dinamis dan menjadwalkan pekerjaan berdasarkan perkiraan penjualan, pesanan aktual, dan pengiriman bahan baku yang dijanjikan. Produsen dapat mengonfirmasi tanggal pengiriman produk ketika pesanan dilakukan, sehingga secara signifikan mengurangi pesanan yang tidak diisi dengan benar.
Baca Juga: Mengapa Procurement Etis Penting?
Komponen dalam Supply Chain Management
Source: Jens P. Raak from Pixabay
Dalam prosesnya, supply chain management terbagi dalam beberapa proses dengan uraian sebagai berikut
1. Perencanaan
Perusahaan perlu merencanakan dan mengelola semua sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan akan produk atau layanan mereka.
Selanjutnya, perusahaan juga dituntut untuk merancang rantai pasokan dan kemudian menentukan metrik mana yang akan digunakan untuk memastikan rantai pasokan efisien, efektif, memberikan nilai kepada pelanggan, dan memenuhi tujuan perusahaan.
2. Sumber
Produsen dalam hal ini adalah perusahaan dapat menjadi pemasok untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan untuk menciptakan produk mereka.
Setelah pemasok terikat kontrak, manajer supply chain akan menggunakan berbagai proses untuk memantau dan mengelola hubungan pemasok. Proses utama yang terlibat di dalamnya adalah memesan, menerima, mengelola inventaris, dan mengesahkan pembayaran pemasok.
3. Pembuatan
Manajer supply chain akan mengoordinasikan kegiatan yang diperlukan untuk menerima bahan baku, memproduksi produk, menguji kualitas, paket pengiriman, dan penjadwalan pengiriman.
Sebagian besar perusahaan mengukur kualitas, hasil produksi, dan produktivitas pekerja untuk memastikan perusahaan menciptakan produk yang memenuhi standar kualitas.
4. Pengiriman
Pengiriman logistik mencakup di dalamnya mengoordinasikan pesanan pelanggan, menjadwalkan pengiriman, mengirimkan barang, menagih pelanggan, dan menerima pembayaran.
Logistik tergantung pada armada kendaraan untuk mengirimkan produk ke pelanggan. Banyak perusahaan mengalihdayakan sebagian besar proses pengiriman ke penyedia jasa logistik, terutama jika produk tersebut memerlukan penanganan khusus atau dikirim ke rumah konsumen.
5. Pengembalian
Pemasok membutuhkan jaringan yang responsif dan fleksibel untuk mengambil kembali produk yang cacat, berlebih, atau tidak diinginkan. Jika produk cacat, perusahaan perlu mengambil keputusan untuk memperbaikinya ulang atau membuang.
Jika produk tidak diinginkan atau berlebih, produk tersebut juga harus dikembalikan ke gudang untuk dijual kembali di lain waktu.
Baca Juga: 9 Jenis Software eProcurement
6. Pengaktifan
Untuk beroperasi secara efisien, supply chain management membutuhkan sejumlah proses dukungan untuk memantau informasi di seluruh rantai pasokan dan memastikan kepatuhan terhadap semua peraturan.
Proses yang memungkinkan meliputi keuangan, SDM, TI, fasilitas, manajemen portofolio, desain produk, penjualan, dan jaminan kualitas.
Tentang ProcurA
ProcurA sebagai penyedia jasa eProcurement bisa menjadi pilihan Anda dalam mengelola strategi perusahaan. Tertarik mencari tahu lebih banyak tentang software procurement lengkap yang kami tawarkan? Kunjungi situs kami di sini. Sukses!
Sumber:
- https://www.investopedia.com/terms/s/scm.asp
- https://www.cio.com/article/2439493/what-is-supply-chain-management-scm-mastering-logistics-end-to-end.html
- https://searcherp.techtarget.com/definition/supply-chain-management-SCM