Home » Trik Procurement yang Jarang Dipakai: Reverse Auction untuk Packaging

Trik Procurement yang Jarang Dipakai: Reverse Auction untuk Packaging

Trik Procurement yang Jarang Dipakai_ Reverse Auction untuk Packaging

Tim procurement sekarang makin sering pakai reverse auction buat dapetin harga packaging yang lebih murah tanpa ribet nego panjang.

Konsepnya simpel yaitu supplier saling bersaing kasih harga terbaik secara real-time, dan buyer bisa dapet transparansi penuh soal siapa yang paling kompetitif.

Model ini paling pas dipakai buat kebutuhan packaging standar dengan volume besar misalnya kardus, stretch film, sampai lakban.

Jadi gak cocok kalau barangnya custom banget atau butuh desain khusus.

Baca Juga: 5 Kesalahan E-Procurement yang Bisa Menghambat Pertumbuhan Perusahaan

Kenapa Reverse Auction Bisa Lebih Untung?

Kenapa Reverse Auction Bisa Lebih Untung

Reverse auction bikin supplier “adu cepat” nurunin harga, sehingga pembeli bisa dapet rate terbaik di pasaran.

Bedanya sama tender biasa, di sini ada transparansi penuh karena ranking penawaran langsung kelihatan.

Supplier juga dapat feedback real-time, jadi mereka bisa langsung adjust harga. Win-win.

Kapan Waktu yang Tepat Pakai Reverse Auction?

Gunakan reverse auction saat belanja barang packaging yang standar, repeat order, dan gampang dibandingkan.

Misalnya kardus bergelombang, bubble wrap, stretch film, atau label.

Tapi kalau barangnya custom kayak foam insert atau kotak premium dengan desain khusus, lebih baik jangan pakai auction soalnya butuh sentuhan inovasi, bukan sekadar harga murah.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Produktif Procurement yang Wajib Dimiliki!

Cara Ngelakuin Reverse Auction yang Efektif

Biar hasilnya maksimal, ada beberapa langkah penting:

  1. Definisikan kebutuhan – pastikan spesifikasi jelas dan fix.

  2. Internal alignment – stakeholder setuju dulu sama strategi yang dipakai.

  3. Shortlist supplier – pilih supplier yang udah qualified biar kualitas terjamin.

  4. Pilih platform – pakai tool e-auction yang reliable.

  5. Mock auction – coba simulasi dulu biar supplier terbiasa.

  6. Live auction – jalankan bidding real-time, monitor terus.

  7. Evaluasi penawaran – cek bukan cuma harga, tapi juga kualitas & delivery.

  8. Award contract – tetapkan pemenang dan kontrak.

  9. Review – evaluasi hasil dan simpan insight buat strategi procurement berikutnya.

Kenapa Reverse Auction Beda dari Lelang Biasa?

Kenapa Reverse Auction Beda dari Lelang Biasa

Berbeda dengan lelang konvensional, reverse auction melibatkan banyak supplier yang bersaing menurunkan harga supaya bisa menang. Proses ini bikin pembeli punya akses ke harga pasar terbaik. Keunggulan lain:

Transparansi terjaga karena semua peserta bisa lihat posisi bid secara real-time.

Kompetisi lebih ketat, bikin harga lebih efisien.

Buyer punya fleksibilitas atur parameter lelang sesuai kebutuhan.

Supplier dapat feedback instan soal peringkat mereka, jadi bisa langsung sesuaikan bid.

Menurut Procol, model ini juga membuka kesempatan bagi usaha kecil menengah buat ikut tender, karena mekanismenya lebih terbuka dibanding negosiasi tertutup.

Strategi Lotting yang Bisa Dipakai

Supaya auction lebih menarik, barang bisa dibagi atau digabung sesuai kebutuhan. Contohnya:

  • Single lot → 1 produk dilelang terpisah, cocok untuk barang spesifik.

  • Bundling lot → kardus, stretch film, dan lakban dijual sebagai satu paket.

  • Mixed lot → label dilelang sendiri, tapi bubble wrap + karton digabung.

  • Sequential lotting → lelang bertahap dari barang murah dulu, terakhir produk premium.

  • Simultaneous lotting → semua produk dibuka bidding bersamaan, supplier bisa pilih lot mana yang mau mereka bid.

Baca Juga: 7 Tips Menghadapi Audit Pengadaan dengan Tenang dan Percaya Diri

Hal yang Harus Dihindari

Hal yang Harus Dihindari

Kalau asal jalan, reverse auction bisa gagal. Beberapa kesalahan umum:

  • Spesifikasi barang gak jelas.

  • Supplier gak diseleksi dulu.

  • Peserta gak paham cara pakai platform.

  • Fokus cuma ke harga, lupa cek kualitas & layanan.

  • Format auction terlalu kaku dan gak fleksibel.

Kapan Reverse Auction Cocok Dipakai untuk Packaging?

Reverse auction paling efektif untuk produk packaging yang standar, volumenya tinggi, dan banyak pilihan supplier. Contohnya:

  • Corrugated box dengan spesifikasi jelas (misalnya 32 ECT box).

  • Stretch film, pallet wrap, atau tape.

  • Produk konsumsi packaging lain kayak bubble wrap, label, atau strapping supplies.

Tapi, jangan pakai strategi untuk produk custom atau yang butuh kreativitas tinggi misalnya foam inserts khusus atau rigid box dengan desain brand.

Jadi gunakan strategi ini untuk kategori “komoditas” agar hasil lebih fair dan efisien.

Reverse auction bukan sekadar cara buat “nyari barang yang murah”, tapi strategi procurement buat dapetin harga terbaik + transparansi penuh dari supplier.

Kalau dipakai dengan benar, metode ini bisa bantu perusahaan hemat besar, punya data lebih kaya, dan bikin belanja packaging lebih strategis.

Referensi:

  • https://www.procol.ai/blog/reverse-auction/
  • https://proqsmart.com/blog/the-complete-guide-to-reverse-auction-procurement-process-benefits-and-best-practices/
  • https://www.gep.com/blog/mind/reverse-auctions-packaging-procurement