Kasus pasien positif COVID-19 atau virus corona terus bertambah. Di Indonesia saja, dilansir dari Kompas.com, per tanggal 1 Mei 2020, pasien yang terdeteksi positif COVID-19 sudah mencapai angka 10.551 pasien.
Hingga saat ini, jumlah pasien yang berhasil sembuh mencapai 1.591 orang, sementara jumlah pasien yang meninggal mencapai 800 orang.
Secara geografis, wilayah DKI Jakarta menjadi episentrum COVID-19 dengan penyebaran tercepat mencapai 4.317 kasus positif., diikuti Jawa Timur sebesar 1.034 kasus dan Jawa Barat sebanyak 1.012 kasus.
Berdasarkan data Worldometers, terdapat 3,33 juta kasus positif COVID-19 di seluruh dunia. Total pasien yang berhasil sembuh lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang meninggal, yakni masing-masing 1,05 juta berbanding 234 ribu.
Berdasarkan asal negaranya, Amerika Serikat masih menduduki posisi teratas jumlah kasus COVID-19 terbanyak, yakni total 1,09 juta kasus dengan total kematian mencapai 63 ribu orang.
Baca Juga: Apa Plus Minus Bekerja dari Rumah atau Working from Home?
Asal COVID-19
Source: KOBU Agency on Unsplash
Asal usul virus SARS-COV-2 yang menyebabkan COVID-19 hingga saat ini belum diketahui. Namun, masyarakat mulai mengenalnya setelah virus ini merebak untuk pertama kalinya di Wuhan, Hubei, Tiongkok.
Awalnya, virus ini diketahui berkembang di sebuah fish market di kawasan Wuhan. Banyak orang berspekulasi bahwa virus ini awalnya dibawa oleh hewan seperti kelelawar atau trenggiling. Namun, hingga saat ini asal mula kasus ini sama sekali tidak jelas.
Meski banyak perdebatan politis antara kedua negara yakni Tiongkok dan Amerika Serikat mengenai asal usul virus tersebut, peneliti imunologi dan mikrobiologi meyakini virus ini berasal dari alam dan bukan dari manusia.
Perkembangan terakhir, pemerintah Tiongkok keberatan terhadap penyelidikan internasional untuk mengungkap asal dari virus ini. Diplomat Chen Wen yang bertugas di Inggris, dikutip dari Kompas.com, menolak permintaan tersebut karena menurutnya hal tersebut bernuansa politis dan upaya tersebut tidak akan membantu memerangi pandemi yang sedang berkembang.
Bagaimana COVID-19 Menyerang Tubuh?
Source: iXimus from Pixabay
Pada dasarnya, COVID-19 adalah virus yang menginfeksi saluran pernapasan manusia. Beberapa gejala penyakit ini adalah flu, batuk berdahak, hingga sesak napas. Hingga satu titik tertentu, hambatan saluran pernapasan ini menyebabkan infeksi berat yang dikenal sebagai pneumonia.
Sama seperti pilek, gejala awal pasien positif COVID-19 selain sesak napas dan flu adalah demam tinggi, sakit kepala, dan berkurangnya sensor indera pengecap. Gejala seperti ini berlangsung cukup lama, yakni maksimal dua minggu. Jadi, diperlukan inisiatif bagi mereka yang mengidap gejala tersebut untuk memeriksakan diri kepada tim medis di wilayah masing-masing.
Sebelumnya, COVID-19 termasuk dalam kelompok virus penyebab SARS dan MERS yang berkembang pada tahun 2002 dan 2015. Namun, virus satu ini berkembang lebih cepat, meskipun gejala yang ditimbulkan tidak separah dua penyakit sebelumnya.
Baca Juga: Biar Tak Bosan, Ini yang Bisa Dilakukan Saat Work From Home
Penularan COVID-19 dan Cara Mencegahnya
Source: leo2014 from Pixabay
Karena sifatnya yang mudah menyebar, virus corona berisiko tinggi menginfeksi orang-orang yang terpapar dengan pasien seperti petugas medis. Seseorang bisa berisiko tinggi mengidap infeksi ini setelah menghirup percikan ludah atau droplet penderita pasien COVID-19, memegang area wajah tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, dan berada dekat dengan pasien.
Jadi, sangat disarankan bagi tenaga medis untuk mengenakan APD atau alat pelindung diri dan masker medis sebagai upaya penurunan risiko terpapar virus.
Di sisi lain, sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi virus corona atau COVID-19. Karenanya, pemerintah mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah dan memberlakukan pembatasan sosial berskala besar di seluruh wilayah Indonesia.
Pada dasarnya, penyakit ini bisa dicegah dengan cara melakukan physical distancing yakni menjaga jarak dengan sesama, menggunakan masker saat harus berada di luar ruangan, rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dengan tambahan vitamin.
Siapa yang Berisiko Terkena COVID-19?
Source: Gerd Altmann from Pixabay
Walaupun disebutkan sebelumnya bahwa tenaga medis berisiko tinggi terpapar penyakit ini, golongan masyarakat yang berpotensi merasakan dampak terparah dari virus ini adalah orang-orang lanjut usia. Hal ini disebabkan orang-orang di atas usia 50 tahun sangat rentan terhadap virus dan umumnya memiliki penyakit bawaan sendiri.
Akan tetapi, virus ini nyatanya bisa menyerang siapa saja, tidak peduli usia, kelas, dan golongan. Lihat saja bagaimana virus ini bisa menyerang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hingga Menteri Perhubungan Indonesia Budi Karya Sumadi hingga kalangan artis seperti Tom Hanks dan Andrea Dian. Jadi tidak ada jaminan kalau kita bisa kebal dari penyakit ini. Tetaplah waspada dan selalu jaga kesehatan!
Baca Juga: 7 Blog Gaya Hidup Sehat 2020