SWOT adalah singkatan dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi posisi suatu organisasi dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal yang memengaruhi proses pengadaan. Dengan menggunakan analisis SWOT dalam procurement, perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih baik dalam memilih vendor, mengelola risiko, dan meningkatkan efisiensi.
Analisis SWOT dalam Procurement
Dengan analisis SWOT dalam procurement bisa membantu tim procurement untuk memahami posisi mereka dalam mengidentifikasi potensi keuntungan dan kelemahan, serta merencanakan langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan. Berikut adalah contoh penerapannya.
Kekuatan (Strengths)

Kekuatan dalam procurement mencakup faktor-faktor internal yang dapat mendukung keberhasilan dan efisiensi proses pengadaan. Beberapa kekuatan yang dapat dimiliki oleh organisasi adalah:
- Proses Pengadaan yang Efisien: Penggunaan teknologi seperti e-procurement atau sistem otomatisasi dapat mempercepat proses pengadaan dan mengurangi potensi kesalahan manual. Sistem ini memungkinkan pengadaan barang dan jasa dilakukan secara lebih transparan dan terstruktur, menghemat waktu dan biaya operasional.
- Hubungan yang Baik dengan Vendor: Vendor yang memiliki hubungan yang solid dan saling percaya dengan perusahaan cenderung memberikan harga yang lebih kompetitif, kualitas yang lebih baik, serta layanan yang lebih responsif. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan pasokan barang atau jasa dalam jangka panjang.
- Kemampuan Negosiasi yang Kuat: Tim procurement yang memiliki keterampilan negosiasi yang baik bisa mendapatkan harga yang lebih baik atau syarat kontrak yang lebih menguntungkan. Keahlian ini sangat penting dalam mendapatkan nilai terbaik dari setiap transaksi dengan vendor.
- Keuangan yang Stabil: Perusahaan dengan anggaran yang memadai dan stabilitas finansial dapat memastikan kelancaran pembayaran kepada vendor tepat waktu, yang berujung pada hubungan yang lebih baik dan peningkatan reputasi perusahaan di pasar.
Baca Juga: Consignment Stock: Stock Selalu Tersedia Tapi Bayar Belakangan? Simak di Sini Penjelasannya!
Kelemahan (Weaknesses)

Meskipun ada banyak kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam procurement, kelemahan internal juga dapat menghambat efektivitas dan efisiensi proses pengadaan. Beberapa kelemahan yang mungkin dihadapi organisasi dalam proses pengadaan antara lain:
- Proses yang Terlalu Birokratis: Prosedur pengadaan yang rumit dan panjang dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan dan menghambat kelancaran proses. Proses yang terlalu formal juga bisa menghambat fleksibilitas yang dibutuhkan dalam pengadaan barang atau jasa secara cepat.
- Ketergantungan pada Vendor Tertentu: Ketergantungan yang tinggi pada satu atau beberapa vendor dapat menempatkan perusahaan dalam posisi yang rentan, terutama jika vendor tersebut mengalami masalah, seperti gangguan produksi, kegagalan pengiriman, atau masalah finansial.
- Kurangnya Teknologi yang Mendukung: Organisasi yang belum mengadopsi teknologi canggih seperti sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau sourcing automation dapat mengalami kesulitan dalam memproses pengadaan secara efisien, yang dapat menghambat upaya penghematan biaya dan waktu.
- Evaluasi Vendor yang Tidak Efektif: Jika proses evaluasi vendor tidak dilakukan dengan standar yang ketat, perusahaan bisa berisiko memilih vendor yang tidak memiliki kualifikasi yang sesuai atau yang tidak dapat memenuhi komitmen yang telah disepakati.
Baca Juga: 7 Penyebab Bisnis Gagal di Lima Tahun Pertama
Peluang (Opportunities)

Di luar faktor internal, ada banyak peluang eksternal yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan proses pengadaan mereka. Peluang-peluang ini sering kali datang dari perkembangan teknologi, perubahan kebijakan, atau tren pasar yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan organisasi.
- Pemanfaatan Teknologi Baru: Teknologi seperti blockchain, big data, dan artificial intelligence (AI) dapat digunakan untuk meningkatkan transparansi dan akurasi dalam proses pengadaan. Misalnya, penggunaan blockchain dapat mempercepat verifikasi transaksi dan memastikan integritas data pengadaan.
- Pengadaan Berkelanjutan (Sustainability): Ada kecenderungan global menuju pengadaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Perusahaan yang mampu memanfaatkan tren ini dan bekerja sama dengan vendor yang menawarkan produk ramah lingkungan dapat meningkatkan reputasi dan memenuhi standar keberlanjutan yang semakin penting bagi banyak konsumen dan pemangku kepentingan.
- Akses ke Vendor Internasional: Globalisasi telah membuka akses ke pasar internasional yang lebih luas, memberikan peluang bagi perusahaan untuk memilih vendor dengan harga lebih kompetitif atau kualitas yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mendapatkan bahan baku atau jasa dengan biaya yang lebih efisien.
- Kebijakan Pemerintah yang Mendukung: Beberapa negara atau pemerintah daerah mendorong kebijakan yang mendukung pengadaan yang efisien dan transparan. Ini bisa mencakup insentif atau subsidi bagi perusahaan yang menggunakan teknologi digital atau yang mengadopsi praktik pengadaan hijau.
Baca Juga: 5 Cara Negosiasi Kenaikan Gaji Biar Lebih Percaya Diri
Ancaman (Threats)

Selain peluang, ada pula ancaman eksternal yang harus diperhatikan oleh tim procurement. Ancaman ini dapat datang dalam berbagai bentuk, dari perubahan kebijakan hingga krisis ekonomi global.
- Fluktuasi Harga Pasokan: Ketidakstabilan harga bahan baku atau komoditas tertentu bisa meningkatkan biaya pengadaan secara tiba-tiba, terutama jika perusahaan sangat bergantung pada bahan baku dari satu sumber. Faktor-faktor eksternal seperti perubahan cuaca atau krisis geopolitik juga dapat memengaruhi harga dan pasokan.
- Risiko Kegagalan Vendor: Salah memilih vendor atau vendor yang tidak dapat memenuhi kewajibannya bisa menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman barang, masalah kualitas, atau bahkan gangguan besar dalam operasional perusahaan. Pengelolaan vendor yang buruk atau kurangnya diversifikasi dalam memilih pemasok bisa menambah risiko ini.
- Perubahan Regulasi atau Kebijakan Pemerintah: Perubahan tiba-tiba dalam kebijakan pengadaan atau regulasi pemerintah, seperti tarif impor atau persyaratan lingkungan yang lebih ketat, dapat mempengaruhi biaya dan kelancaran proses pengadaan.
- Persaingan yang Meningkat: Persaingan dalam dunia pengadaan, baik dari pemasok lokal maupun internasional, bisa menurunkan daya tawar organisasi dalam negosiasi harga dan kondisi kontrak. Selain itu, persaingan yang ketat dapat menyebabkan pemasok beralih ke klien lain yang menawarkan lebih banyak keuntungan.
Analisis SWOT dalam procurement adalah alat yang sangat berguna untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi dalam proses pengadaan. Dengan menggunakan analisis ini, organisasi dapat merumuskan strategi yang lebih efektif dalam memilih vendor, mengelola risiko, dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh ketidakpastian ini, penerapan analisis SWOT yang tepat dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan dan memastikan kelancaran operasional perusahaan.
Referensi:
- https://www.graphiteconnect.com/resource/swot-in-procurement/
- https://upskillutopia.com/blog/understanding-the-impact-of-swot-analysis-in-procurement-management
- https://www.spendedge.com/blogs/unveiling-benefits-swot-analysis-procurement-organizations/
