Kalau kamu bekerja di dunia supply chain, dua istilah yang paling sering muncul pasti adalah procurement dan logistik.
Keduanya sama-sama penting, saling berkaitan, dan menjadi tulang punggung operasional perusahaan. Tapi banyak orang yang masih keliru menganggap keduanya adalah hal yang sama.
Padahal, kalau dilihat lebih dalam, procurement dan logistik memiliki fungsi, fokus, dan tanggung jawab yang berbeda meskipun sama-sama mendukung kelancaran rantai pasok.
Yuk, bahas tuntas apa beda procurement dan logistik supaya kamu nggak salah kaprah lagi!
Baca Juga: Pahami Jenis-jenis ERP dan Fungsinya untuk Tim Procurement
Apa Itu Procurement?

Procurement atau pengadaan adalah proses strategis yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan untuk mendukung operasional.
Mulai dari mencari pemasok, melakukan negosiasi harga, hingga mengatur kontrak pembelian semua itu masuk ke dalam lingkup procurement.
Procurement tidak hanya fokus pada “membeli barang”, tapi juga memastikan pembelian tersebut efisien, sesuai anggaran, dan memberikan nilai maksimal bagi perusahaan.
Dalam perusahaan besar, tim procurement biasanya memiliki tanggung jawab berikut:
-
Menentukan kebutuhan barang atau jasa dari setiap departemen.
-
Melakukan vendor selection atau pemilihan pemasok.
-
Mengatur proses request for quotation (RFQ) dan negosiasi harga.
-
Membuat dan mengelola purchase order (PO).
-
Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan pengadaan dan audit internal.
Tujuan utama procurement
Bukan cuma mencari harga termurah, tapi mendapatkan kombinasi terbaik antara harga, kualitas, dan waktu pengiriman.
Selain itu, procurement juga memastikan bahwa hubungan dengan vendor terjaga baik dan berkelanjutan, sehingga rantai pasok bisa berjalan stabil.
Baca Juga: 5 Kesalahan Umum dalam Pengadaan Barang dan Jasa yang Harus Dihindari
Apa Itu Logistik?

Sementara itu, logistik adalah proses yang berfokus pada pengelolaan pergerakan barang mulai dari penyimpanan, distribusi, hingga pengiriman ke pelanggan akhir.
Kalau procurement adalah “bagaimana barang diperoleh”, maka logistik adalah “bagaimana barang itu sampai ke tempat yang seharusnya”. Proses logistik biasanya mencakup:
-
Manajemen gudang dan penyimpanan.
-
Pengaturan transportasi dan distribusi.
-
Pemantauan stok dan inventori.
-
Pengemasan dan penanganan barang.
-
Koordinasi pengiriman ke pelanggan atau cabang.
Logistik memastikan bahwa barang yang sudah dibeli oleh tim procurement dapat dikelola dan dikirim tepat waktu, dalam kondisi baik, dan dengan biaya serendah mungkin.
Jadi, Apa Beda Procurement dan Logistik?
Kalau disederhanakan, procurement berfokus pada “mendapatkan barangnya”, sedangkan logistik berfokus pada “memindahkan barangnya.”
Keduanya berada di dalam rantai pasok (supply chain management), tapi memiliki fokus dan tanggung jawab yang berbeda.
| Aspek | Procurement | Logistik |
|---|---|---|
| Fokus utama | Mendapatkan barang/jasa dari vendor | Menyimpan dan mendistribusikan barang |
| Tujuan | Mendapatkan nilai terbaik dari proses pembelian | Mengantarkan barang ke tujuan secara efisien |
| Tahapan proses | Permintaan, seleksi vendor, negosiasi, pembelian | Penyimpanan, transportasi, pengiriman |
| Keterlibatan pihak eksternal | Lebih banyak berhubungan dengan pemasok | Lebih banyak berhubungan dengan transporter dan pelanggan |
| Indikator kinerja utama (KPI) | Harga, kualitas, ketepatan pengadaan | Kecepatan pengiriman, akurasi stok, biaya distribusi |
Dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa procurement dan logistik memang dua aktivitas yang saling melengkapi.
Procurement memastikan barang tersedia, sedangkan logistik memastikan barang tersebut bisa sampai tepat waktu ke pengguna atau pelanggan.
Contoh Kasus Kolaborasi Procurement dan Logistik

Bayangkan sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi sepeda listrik.
Tim procurement bertugas mencari pemasok baterai, rangka, dan komponen lainnya. Setelah bahan baku tiba di gudang, giliran tim logistik yang mengatur penyimpanan dan pengiriman ke pabrik perakitan.
Begitu sepeda selesai diproduksi, logistik juga yang mengatur distribusi ke toko atau pelanggan.
Jika salah satu dari dua fungsi ini tidak berjalan optimal misalnya vendor terlambat mengirim bahan (procurement) atau armada pengiriman tidak siap (logistik) maka keseluruhan proses produksi bisa terganggu.
Dari contoh ini terlihat jelas bahwa procurement dan logistik adalah dua roda utama dalam rantai pasok. Tanpa koordinasi yang baik, efisiensi perusahaan bisa menurun dan biaya operasional bisa meningkat.
Baca Juga: Jobdesk Supply Chain Biasa? Cek Cara Kreatif Ini Biar Timmu Beda Level!
Hubungan Procurement, Logistik, dan Supply Chain
Kalau procurement dan logistik adalah bagian dari sistem, maka supply chain management (SCM) adalah sistemnya itu sendiri.
SCM mencakup semua aktivitas mulai dari perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, hingga pengiriman ke pelanggan.
Dalam struktur supply chain:
-
Procurement ada di bagian upstream (awal rantai pasok), fokus pada bagaimana bahan didapatkan.
-
Logistik ada di bagian downstream (akhir rantai pasok), fokus pada bagaimana barang sampai ke tangan pengguna.
Jadi, bisa dibilang procurement dan logistik adalah dua pilar utama supply chain yang saling mengisi dan mendukung.
Tantangan Umum di Bidang Procurement dan Logistik
Walaupun berbeda fungsi, kedua bidang ini menghadapi tantangan yang sering kali saling berkaitan, seperti:
-
Keterlambatan Pengiriman dari Vendor
Ini bisa menghambat produksi dan memengaruhi jadwal logistik selanjutnya. -
Kenaikan Biaya Transportasi dan Bahan Bakar
Membuat logistik harus mencari cara baru agar distribusi tetap efisien. -
Kurangnya Kolaborasi Data
Procurement dan logistik sering bekerja dengan sistem berbeda, sehingga data stok dan kebutuhan tidak sinkron. -
Permintaan Pasar yang Fluktuatif
Membuat tim procurement harus cepat beradaptasi dan logistik harus gesit dalam distribusi.
Untuk mengatasi tantangan ini, banyak perusahaan kini mulai menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning) yang mengintegrasikan modul procurement dan logistik dalam satu sistem digital.
Dengan begitu, data bisa diakses secara real-time dan keputusan bisa diambil lebih cepat serta akurat.
Jadi, apa beda procurement dan logistik? Procurement adalah proses mendapatkan barang, sedangkan logistik adalah proses memindahkan dan mendistribusikannya.
Keduanya berbeda namun tak terpisahkan seperti dua sisi mata uang dalam supply chain. Procurement memastikan barang tersedia dengan nilai terbaik, sementara logistik memastikan barang itu sampai tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Bagi kamu yang bekerja di bidang supply chain, memahami perbedaan ini sangat penting untuk membangun sistem kerja yang efisien, kolaboratif, dan terukur.
Karena ketika procurement dan logistik berjalan selaras, perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi.
Referensi:
- https://www.oracle.com/scm/procurement/what-is-procurement/
- https://www.dragonsourcing.com/procurement-vs-logistics/
- https://www.investopedia.com/terms/s/supplychain.asp
