Home » Risiko Rantai Pasokan: Pengertian dan Tips Mencegahnya

Risiko Rantai Pasokan: Pengertian dan Tips Mencegahnya

Risiko Rantai Pasokan

Dengan terus bermunculannya produk baru di pasaran dan meningkatnya ketersediaan perdagangan internasional, rantai pasokan kini menjadi lebih kompleks dari sebelumnya. Rantai pasokan adalah sistem logistik yang terdiri dari perusahaan pembeli dan mitranya, seperti pemasok, agen pengiriman, dan distributor, yang mencakup proses mengubah bahan mentah atau barang menjadi produk akhir dan mendistribusikannya ke pelanggan.

Rantai pasokan yang fungsional sangat penting bagi keberhasilan bisnis, sehingga para pemangku kepentingan memprioritaskan untuk memastikan stabilitasnya. Seperti halnya sistem yang kompleks, rantai pasokan rerntan terhadap berbagai risiko yang bisa mengganggu operasi perusahaan dan memengaruhi profitabilitas.

Baca Juga: 9 Strategi Menghemat Biaya Pengadaan Barang Jasa Tanpa Mengorbankan Kualitas

Apa itu Risiko Rantai Pasokan?

Apa itu Risiko Rantai Pasokan

Risiko rantai pasokan didefinisikan sebagai setiap kejadian tak terduga yang mengganggu aliran normal barang dan material dalam rantai pasokan. Gangguan tersebut dapat mengakibatkan gangguan produksi, terhambatnya produktivitas, dan konsekuensi negatif yang besar bagi operasi bisnis.

Dalam jangka pendek, gangguan rantai pasokan dapat menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Dalam jangka panjang, gangguan pasokan juga dapat berdampak negatif pada kinerja keuangan, likuiditas, dan harga saham perusahaan.

Gangguan pasokan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, beberapa di antaranya internal dan beberapa lainnya eksternal . Risiko rantai pasokan internal terkait dengan operasi perusahaan itu sendiri, misalnya, alur kerja persetujuan pesanan pembelian yang tidak efisien atau estimasi anggaran yang tidak akurat. Namun, risiko rantai pasokan eksternal terkait dengan kondisi di luar pengaruh perusahaan, seperti kecenderungan pasar, iklim politik, atau lingkungan regulasi.

Pentingnya Manajemen Risiko Rantai Pasokan

Pentingnya Manajemen Risiko Rantai Pasokan

Manajemen risiko merupakan komponen penting dari strategi manajemen rantai pasokan secara umum. Bisnis yang mengetahui cara mengenali risiko pada waktunya dapat mencegah terjadinya situasi yang tidak menguntungkan atau mengurangi dampak negatif. Hasilnya, mereka dapat memastikan operasi rantai pasokan yang stabil dan keunggulan kompetitif karena ketahanan finansial dan reputasi bisnis.

Manajemen risiko rantai pasokan adalah proses mengidentifikasi dan menilai risiko yang berkaitan dengan rantai pasokan, mengurangi atau menghilangkan kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan menangani konsekuensinya di kemudian hari. Ini adalah tugas komprehensif yang memerlukan pengetahuan langsung tentang proses internal perusahaan, pemahaman yang jelas tentang kelemahan dan kekuatannya, serta wawasan yang luas tentang tren pasar. Manajemen risiko rantai pasokan adalah salah satu prioritas utama para profesional pengadaan.

Baca Juga: 9 Strategi Menghemat Biaya Pengadaan Barang Jasa Tanpa Mengorbankan Kualitas

Mengidentifikasi dan Mengurangi Risiko Paling Umum

Mengidentifikasi dan Mengurangi Risiko Paling Umum

Mengelola risiko rantai pasokan memerlukan identifikasi dan penanganan proaktif terhadap potensi masalah. Berikut adalah risiko paling umum yang dapat memengaruhi rantai pasokan dan bagaimana cara mencegahnya.

Risiko Rantai Pasokan

Risiko pasokan terjadi ketika barang atau jasa yang dibutuhkan tidak tersedia, langka, atau tertunda. Gangguan pasokan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebangkrutan pemasok, keterbatasan kapasitas, masalah kualitas barang, isu geopolitik, atau bencana alam. Barang dari rantai pasokan global sangat rentan terhadap gangguan karena perubahan di satu negara dapat mempengaruhi ketersediaan dan pengiriman barang di tempat lain.

Rantai pasokan yang sehat sangat bergantung pada hubungan yang baik dengan pemasok. Ketika hubungan dengan pemasok buruk atau kurangnya akuntabilitas, hal ini dapat mengancam stabilitas pasokan dan menyebabkan kekurangan yang tak terduga. Berikut adalah cara mencegahnya:

  1. Menjaga stok cadangan atau stok pengaman untuk barang-barang penting dapat membantu perusahaan mengatasi kekurangan pasokan tanpa mengganggu operasional.
  2. Menjalin hubungan yang kolaboratif dengan pemasok, terutama pemasok utama, akan memastikan perusahaan mendapatkan prioritas dalam pengadaan barang saat pasokan terbatas. Hubungan yang saling percaya juga memudahkan komunikasi dan penyelesaian masalah secara bersama-sama, yang sangat penting ketika terjadi ketidakstabilan. Ketika ada kepercayaan, pemasok akan lebih terbuka untuk membahas masalah yang mungkin timbul dan mencari solusi bersama.
  3. Dengan mengevaluasi kemampuan dan keandalan pemasok secara rutin, perusahaan dapat menghindari kejutan akibat kekurangan atau keterlambatan pasokan. Memantau laporan keuangan pemasok, media, dan umpan balik pasar juga penting untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini dan memberikan waktu untuk mencari sumber alternatif serta menyiapkan rencana darurat.
  4. Dengan menggandeng beberapa pemasok dari berbagai wilayah, perusahaan tidak akan bergantung pada satu sumber saja. Jika salah satu pemasok gagal memenuhi kewajibannya, pemasok lain bisa mengisi kekosongan tersebut.

Baca JugaSudah Benarkah Sistem Pengadaan Anda? Cek 5 Tanda Ini!

Risiko Permintaan

Terjadi ketika fluktuasi mendadak pada permintaan pelanggan menyebabkan persediaan perusahaan menjadi berlebih atau kekurangan. Perubahan permintaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti situasi force majeure di pihak pelanggan, perubahan preferensi konsumen, kemunculan penawaran baru di pasar, atau variasi musiman.

Selain itu, perubahan permintaan juga bisa terjadi jika perkiraan permintaan yang dibuat perusahaan tidak akurat atau didasarkan pada data yang kurang tepat.

Berikut cara mencegahnya:

  • Bangun hubungan yang kuat dengan pelanggan utama untuk memahami kebutuhan mereka dan mendapatkan informasi terkini mengenai perubahan permintaan.
  • Dengan berkolaborasi erat dengan pemasok, perusahaan bisa menerapkan strategi inventaris just-in-time, yang mengandalkan persediaan minimum dan menyelaraskan pesanan dengan permintaan saat itu. Dengan cara ini, barang dan material tiba tepat saat produksi dimulai sesuai dengan kebutuhan yang telah diperkirakan.
  • Menjaga diri tetap terinformasi tentang perkembangan pasar sangat penting untuk memprediksi fluktuasi permintaan dengan lebih akurat. Misalnya, tren konsumsi berkelanjutan dapat mengubah permintaan secara signifikan. Menyadari tren ini sejak dini memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkannya dalam peramalan permintaan.
  • Menggunakan perangkat lunak peramalan yang memanfaatkan data aktual dan analisis prediktif bisa memberikan peramalan permintaan yang lebih tepat. Dengan mengeksplorasi berbagai input data dan mempertimbangkan faktor eksternal dalam analisis, perusahaan dapat mempersiapkan beberapa skenario dan mengevaluasi kemungkinan hasilnya.

Referensi:

  • https://precoro.com/blog/7-basic-types-of-supply-chain-risks/
  • https://www.moodys.com/web/en/us/insights/compliance-tprm/the-top-10-supply-chain-risks-that-companies-face.html
  • https://supplychainindonesia.com/supply-chain-risk/