Home » Cara Mencegah Overstock: 6 Strategi Ampuh Agar Gudang Tak Lagi Penuh!

Cara Mencegah Overstock: 6 Strategi Ampuh Agar Gudang Tak Lagi Penuh!

Overstock adalah salah satu tantangan yang paling sering dihadapi oleh perusahaan, terutama yang belum memiliki sistem manajemen stok yang terintegrasi. Ketika jumlah barang yang tersedia di gudang melebihi permintaan aktual, hal ini bisa menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari pemborosan anggaran, ruang penyimpanan yang penuh, hingga risiko barang rusak atau kedaluwarsa.

Lalu, bagaimana cara mencegah overstock agar bisnis tetap berjalan efisien?

Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab overstock, dampak negatifnya, serta langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan untuk mencegahnya — mulai dari penggunaan sistem manajemen inventory, hingga peran penting tim procurement.

Baca Juga: 7 Alasan Kapan Harus Memilih Pengelola Pengadaan Barang Jasa In-house

Kenapa Overstock Terjadi?

Kenapa Overstock Terjadi

Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami apa saja penyebab umum terjadinya overstock di perusahaan.

1. Perencanaan Permintaan yang Tidak Akurat

Salah satu penyebab utama overstock adalah kegagalan dalam merencanakan permintaan secara tepat.

Banyak perusahaan masih mengandalkan intuisi atau asumsi dalam menentukan jumlah barang yang perlu dipesan, tanpa mempertimbangkan data historis penjualan, tren pasar, atau pola musiman.

Ketika perkiraan ini meleset jauh dari permintaan aktual, stok akan menumpuk di gudang dan berisiko tidak terpakai dalam jangka panjang.

2. Kurangnya Komunikasi Antar Tim Internal

Dalam operasional pengadaan, kolaborasi lintas departemen sangat penting.

Sayangnya, di banyak perusahaan, komunikasi antara tim procurement, penjualan, dan produksi tidak berjalan optimal. Akibatnya, misinformasi atau asumsi yang salah bisa terjadi.

Misalnya, tim procurement mungkin memesan barang dalam jumlah besar karena mengira permintaan akan naik, padahal tim penjualan tidak mengalami peningkatan permintaan di lapangan.

3. Pembelian Berlebihan karena Tergiur Diskon Supplier

Supplier sering menawarkan potongan harga yang menggiurkan untuk pembelian dalam jumlah besar.

Meskipun sekilas terlihat menguntungkan, strategi ini bisa menjadi bumerang jika perusahaan membeli melebihi kebutuhan sebenarnya.

Tanpa perhitungan cermat, pembelian massal ini akan menambah beban biaya penyimpanan, meningkatkan risiko barang usang, dan berujung pada pemborosan.

4. Tidak Adanya Sistem Monitoring Stok Secara Real-Time

Perusahaan yang belum memiliki sistem pengelolaan inventaris berbasis teknologi cenderung kesulitan mengetahui jumlah stok yang tersisa secara akurat dan terkini.

Tanpa pemantauan stok real-time, pengambilan keputusan dalam pemesanan barang menjadi kurang tepat.

Akibatnya, perusahaan bisa saja memesan produk yang sebenarnya masih cukup tersedia di gudang, sehingga menambah jumlah stok secara tidak perlu.

Dampak Overstock bagi Bisnis

Overstock tidak hanya membebani logistik, tetapi juga bisa merusak efisiensi bisnis secara keseluruhan:

  • Biaya Penyimpanan Meningkat
    Barang menumpuk berarti Anda membutuhkan ruang penyimpanan lebih luas, biaya pengelolaan gudang lebih besar, hingga risiko keamanan yang harus ditanggung.

  • Barang Rusak atau Usang
    Barang yang tidak segera digunakan, terutama produk sensitif seperti makanan, obat, atau elektronik berisiko rusak sebelum sempat dimanfaatkan.

  • Cash Flow Terkunci
    Modal yang seharusnya bisa digunakan untuk operasional lain jadi terhenti dalam bentuk stok mati. Ini membuat perusahaan kehilangan kelincahan dalam mengambil peluang bisnis.

Baca Juga: Supplier Dependency: Bahaya dan 5 Cara Menghindarinya

6 Cara Mencegah Overstock Secara Efektif

Cara Mencegah Overstock Secara Efektif

Berikut strategi praktis yang bisa Anda terapkan untuk mencegah overstock:

  1. Gunakan Sistem Inventory Management
    Investasikan pada software inventory seperti SAP, Oracle, atau platform lokal yang sesuai dengan skala bisnis Anda. Sistem ini membantu Anda melacak stok secara real-time, termasuk kapan barang masuk dan keluar.

  2. Forecasting Berdasarkan Data Nyata
    Prediksi permintaan harus didasarkan pada data historis penjualan, musim, hingga tren pasar. Gunakan metode seperti time series analysis atau moving average untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

  3. Terapkan Just-In-Time (JIT)
    Dengan metode ini, perusahaan hanya memesan barang ketika dibutuhkan. Ini memang membutuhkan koordinasi erat dengan supplier, namun hasilnya sangat efektif untuk mengurangi stok berlebih.

  4. Hitung Safety Stock Secara Rasional
    Stok pengaman penting untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, tetapi jumlahnya harus disesuaikan agar tidak berujung pada pemborosan.

  5. Lakukan Cycle Counting Berkala
    Audit stok mingguan atau bulanan bisa membantu mendeteksi ketidaksesuaian antara sistem dan kondisi aktual gudang. Ini juga membantu mengetahui barang mana yang sudah mendekati overstock.

  6. Implementasikan Sistem FIFO (First In, First Out)
    Pastikan barang yang lebih dulu masuk, juga lebih dulu keluar. Sistem FIFO mencegah barang lama tertumpuk hingga rusak atau tidak layak pakai.

Baca Juga: 6 Tanda Anda Perlu Segera Mengubah Strategi Procurement

Peran Strategis Procurement dalam Mencegah Overstock

Peran Strategis Procurement dalam Mencegah Overstock

Tim procurement memegang peran kunci dalam menjaga kestabilan stok. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Evaluasi Supplier Secara Rutin
    Supplier yang fleksibel dalam pengiriman sangat membantu agar pembelian bisa disesuaikan dengan permintaan aktual.

  • Negosiasi Term Pengiriman Bertahap
    Pengiriman bertahap (partial delivery) memungkinkan Anda menerima barang secara berkala sesuai kebutuhan produksi atau penjualan.

  • Koordinasi Lintas Tim
    Procurement harus rutin berkomunikasi dengan tim penjualan dan operasional agar tidak terjadi mismatch antara pembelian dan kebutuhan nyata.

  • Gunakan Sistem e-Procurement
    Dengan sistem digital, seluruh proses pengadaan, mulai dari permintaan hingga pembayaran  bisa dilacak secara transparan. Ini membantu mencegah pemesanan ganda atau stok yang tidak dibutuhkan.

Overstock bukan hanya masalah gudang penuh, tetapi juga ancaman terhadap efisiensi operasional dan arus kas bisnis. Dengan menerapkan strategi inventory control yang tepat, membangun komunikasi lintas tim yang solid, dan memanfaatkan teknologi digital, perusahaan dapat mencegah overstock secara proaktif.

Cara mencegah overstock bukan lagi pilihan, melainkan keharusan terutama di era kompetisi bisnis yang menuntut efisiensi dan respons cepat terhadap permintaan pasar.

Referensi: