Di tengah meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan dan tanggung jawab sosial, istilah sustainable procurement mulai sering terdengar dalam dunia bisnis.
Bukan hanya sekadar tren, konsep ini kini menjadi strategi penting bagi banyak perusahaan yang ingin membangun operasi yang lebih bertanggung jawab, efisien, dan tahan terhadap perubahan masa depan.
Baca Juga: 7 Rahasia Aplikasi E Procurement Cegah Korupsi di Perusahaan!
Apa Itu Sustainable Procurement?

Sustainable procurement adalah praktik pengadaan barang dan jasa yang mempertimbangkan tidak hanya aspek harga dan kualitas, tetapi juga dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari keputusan pembelian.
Dengan kata lain, perusahaan tidak lagi hanya fokus pada “berapa murah” atau “seberapa cepat” barang bisa didapat, tapi juga “seberapa berkelanjutan” proses di baliknya.
Konsep ini melibatkan evaluasi terhadap keseluruhan siklus hidup produk, mulai dari cara bahan baku diperoleh, proses produksi, distribusi, hingga pengelolaan limbah.
Tujuannya sederhana: memastikan setiap aktivitas pengadaan mendukung keberlanjutan bisnis sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Mengapa Sustainable Procurement Menjadi Semakin Penting?
Beberapa faktor besar mendorong pergeseran perusahaan menuju sustainable procurement. Berikut tiga di antaranya.
1. Tekanan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Banyak negara kini menerapkan kebijakan yang mewajibkan praktik berkelanjutan, termasuk dalam rantai pasok dan pengadaan.
Misalnya, kebijakan Green Public Procurement (GPP) di Uni Eropa atau peraturan pengadaan ramah lingkungan di Indonesia yang dikeluarkan oleh LKPP.
Perusahaan yang tidak menyesuaikan diri dengan regulasi ini berisiko kehilangan peluang tender, reputasi, bahkan akses ke pasar internasional.
Oleh karena itu, metode ini bukan lagi pilihan moral, tapi juga kebutuhan bisnis untuk tetap kompetitif secara global.
2. Kesadaran Konsumen yang Semakin Tinggi
Konsumen modern semakin kritis terhadap asal-usul produk yang mereka beli. Mereka ingin tahu apakah perusahaan tempat mereka berbelanja memperhatikan etika, lingkungan, dan kesejahteraan pekerja.
Survei global bahkan menunjukkan bahwa lebih dari 70% konsumen bersedia membayar lebih untuk produk yang diproduksi secara berkelanjutan.
Hal ini membuat sustainable procurement menjadi keunggulan kompetitif. Perusahaan yang menerapkan praktik ini dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan, memperkuat citra merek, dan menciptakan loyalitas jangka panjang.
3. Efisiensi Jangka Panjang
Banyak yang mengira praktik berkelanjutan selalu mahal. Padahal, sustainable procurement justru dapat membantu perusahaan menghemat biaya dalam jangka panjang.
Contohnya, dengan memilih pemasok lokal untuk mengurangi biaya transportasi, menggunakan bahan ramah lingkungan yang tahan lama, atau menerapkan sistem daur ulang dalam rantai pasok.
Efisiensi ini tidak hanya menghemat sumber daya, tapi juga menurunkan risiko gangguan operasional akibat perubahan iklim, krisis bahan baku, atau reputasi buruk.
Baca Juga: Pengiriman Barang Sering Telat? Ini Strategi Procurement Biar Selalu Tepat Waktu!
Elemen Penting dalam Sustainable Procurement

Untuk benar-benar menerapkan sustainable procurement, perusahaan perlu memperhatikan beberapa aspek berikut:
1. Pemilihan Vendor Berbasis Keberlanjutan
Vendor bukan hanya sekadar penyedia barang atau jasa, tetapi mitra strategis dalam menjaga keberlanjutan bisnis.
Perusahaan perlu melakukan supplier assessment yang mencakup kepatuhan terhadap standar lingkungan, kondisi kerja yang layak, serta praktik bisnis etis.
Banyak perusahaan kini mulai menerapkan Supplier Code of Conduct, yaitu pedoman yang memastikan setiap vendor mematuhi prinsip keberlanjutan.
2. Analisis Lifecycle Costing (LCC)
Alih-alih hanya mempertimbangkan harga awal pembelian, perusahaan sebaiknya menghitung biaya siklus hidup produk. Analisis ini mencakup biaya pemeliharaan, konsumsi energi, dan pengelolaan limbah setelah masa pakai berakhir.
Dengan begitu, keputusan pengadaan menjadi lebih strategis karena mempertimbangkan nilai jangka panjang, bukan sekadar penghematan sesaat.
Baca Juga: 5 Fitur Penting dalam Sistem E Purchasing yang Harus Anda Ketahui
3. Inovasi dan Kolaborasi
Implementasi sustainable procurement membutuhkan kerja sama lintas departemen dari procurement, keuangan, hingga CSR.
Perusahaan juga dapat berkolaborasi dengan vendor untuk menciptakan solusi inovatif, seperti penggunaan bahan daur ulang, kemasan ramah lingkungan, atau digitalisasi proses pengadaan guna mengurangi penggunaan kertas.
4. Transparansi dan Pelaporan
Perusahaan yang menerapkan sustainable procurement perlu memiliki sistem pelaporan yang transparan.
Data terkait jejak karbon, penggunaan energi, dan kinerja pemasok harus dipantau secara berkala. Laporan keberlanjutan (sustainability report) menjadi bukti nyata komitmen perusahaan terhadap praktik pengadaan yang bertanggung jawab.
Tantangan dalam Menerapkan Sustainable Procurement
Meski menjanjikan banyak manfaat, penerapan metode ini bukan tanpa tantangan. Beberapa kendala yang sering muncul antara lain:
-
Kurangnya pemahaman internal tentang konsep keberlanjutan, terutama di level operasional.
-
Keterbatasan pemasok lokal yang mampu memenuhi standar keberlanjutan.
-
Biaya awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses pengadaan konvensional.
-
Kebutuhan data dan sistem untuk mengukur dampak lingkungan dan sosial secara akurat.
Namun, seiring meningkatnya kesadaran bisnis dan dukungan teknologi digital, tantangan-tantangan ini semakin mudah diatasi.
Banyak platform ERP modern kini telah menyediakan modul sustainable procurement yang membantu perusahaan menilai kinerja pemasok, mengelola risiko, dan melacak dampak lingkungan secara otomatis.
Manfaat Nyata dari Sustainable Procurement

Ketika dijalankan dengan konsisten, sustainable procurement dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan, antara lain:
-
Reputasi dan kepercayaan publik meningkat, karena perusahaan dinilai bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
-
Efisiensi rantai pasok, berkat kerja sama yang lebih erat dengan vendor berkomitmen serupa.
-
Daya saing global meningkat, karena banyak pasar internasional kini mensyaratkan sertifikasi keberlanjutan.
-
Kinerja keuangan jangka panjang membaik, melalui penghematan energi, bahan baku, dan manajemen risiko yang lebih baik.
Peralihan menuju sustainable procurement bukan hanya bagian dari tren hijau, melainkan strategi bisnis yang cerdas.
Perusahaan yang menerapkan praktik ini mampu menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh, efisien, dan bernilai jangka panjang baik bagi lingkungan, masyarakat, maupun keuntungan perusahaan itu sendiri.
Di era di mana konsumen, investor, dan pemerintah semakin menuntut tanggung jawab sosial, sustainable procurement menjadi langkah nyata bagi perusahaan untuk membuktikan komitmennya terhadap masa depan yang berkelanjutan.
Karena pada akhirnya, keberlanjutan bukan hanya tentang “menyelamatkan bumi”, tetapi juga tentang menjaga bisnis tetap relevan dan bertahan di masa depan.
Referensi:
- https://www.ungm.org/Shared/KnowledgeCenter/Pages/SustProcIndicators
- https://www.cips.org/supply-management/analysis/2023/march/what-is-sustainable-procurement/
- https://www.netsuite.com/portal/resource/articles/erp/sustainable-procurement.shtml?utm_source=chatgpt.com
