Home » Kenapa Integrasi e-Procurement dan Logistik Wajib Diterapkan? Ini Jawabannya

Kenapa Integrasi e-Procurement dan Logistik Wajib Diterapkan? Ini Jawabannya

Kenapa Integrasi e-Procurement dan Logistik Wajib Diterapkan

Integrasi e-Procurement dengan sistem logistik kini menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasokan.

Di tengah tuntutan operasional yang serba cepat dan digital, perusahaan dituntut untuk menyatukan proses pengadaan dengan sistem logistik agar distribusi barang berjalan mulus, cepat, dan hemat biaya.

E-Procurement sendiri berperan sebagai alat digital untuk mengelola pembelian barang dan jasa.

Sementara itu, sistem logistik menangani aspek pengiriman, penyimpanan, dan distribusi.

Jika keduanya tidak terhubung, maka akan banyak terjadi miskomunikasi, keterlambatan, hingga pemborosan biaya.

7 Strategi Integrasi e-Procurement dan Logistik

Lalu, bagaimana caranya mengintegrasikan dua sistem penting ini? Berikut 7 strategi yang bisa Anda terapkan.

Baca Juga: 7 Manfaat Integrasi e-Procurement dengan Sistem Akuntansi

1. Gunakan Sistem Terpadu yang Mendukung Keduanya

Gunakan Sistem Terpadu yang Mendukung Keduanya

Langkah pertama adalah menggunakan platform teknologi yang sudah menggabungkan fitur e-Procurement dan logistik dalam satu sistem.

Contohnya adalah ERP (Enterprise Resource Planning) modern yang sudah menyediakan modul untuk pengadaan, manajemen gudang, pengiriman, hingga pelaporan.

Dengan sistem terintegrasi, permintaan pembelian dari e-Procurement bisa langsung dikirim ke divisi logistik tanpa perlu input ulang, menghindari kesalahan manual, dan mempercepat alur kerja.

Selain efisiensi, integrasi ini juga memberikan transparansi penuh antara tim pengadaan dan tim distribusi.

2. Otomatisasi Proses Pembelian dan Pengiriman

Mengandalkan proses manual seperti input data atau verifikasi dokumen satu per satu bisa sangat memakan waktu. Karena itu, otomatisasi adalah strategi penting berikutnya.

Saat pesanan dibuat melalui sistem e-Procurement, data tersebut langsung terkoneksi dengan sistem logistik untuk menjadwalkan pengiriman.

Sistem juga bisa mengirimkan notifikasi otomatis ke semua pihak terkait jika ada update status, seperti “pesanan sedang dikirim” atau “barang diterima di gudang”.

Dengan cara ini, proses pengadaan tidak hanya lebih cepat, tapi juga lebih akurat.

3. Integrasi Data Real-Time untuk Visibilitas Penuh

Integrasi Data Real-Time untuk Visibilitas Penuh

Dalam manajemen rantai pasokan, visibilitas adalah segalanya.

Integrasi real-time antara e-Procurement dan logistik memungkinkan perusahaan melihat status terkini pengadaan dan pengiriman secara langsung tanpa perlu buka banyak sistem atau tanya ke banyak tim.

Misalnya, Anda bisa melihat apakah barang yang dibeli sudah dikirim, sedang transit, atau mengalami kendala di jalur distribusi.

Data ini membantu pengambilan keputusan lebih cepat jika terjadi gangguan.

Baca Juga: Apa Saja Tugas Divisi Procurement?

4. Pemantauan Kinerja Pemasok dan Distribusi

Integrasi sistem juga memudahkan evaluasi performa vendor dan mitra logistik.

Data dari e-Procurement mencatat apakah vendor tepat waktu dalam pengiriman, apakah barang sesuai spesifikasi, dan bagaimana tingkat kepatuhan mereka terhadap kontrak.

Sementara itu, sistem logistik mencatat durasi pengiriman, rute distribusi, hingga efisiensi armada. Gabungkan keduanya, Anda akan mendapatkan analisis komprehensif tentang rantai pasokan.

Informasi ini bisa digunakan untuk memperbaiki proses ke depan, seperti mengganti vendor, merapikan rute pengiriman, atau menyesuaikan waktu lead time.

5. Manfaatkan Teknologi IoT dalam Proses Logistik

Manfaatkan Teknologi IoT dalam Proses Logistik

Teknologi IoT (Internet of Things) makin banyak digunakan dalam proses logistik.

Sensor IoT dapat melacak lokasi barang secara real-time, mengukur suhu kontainer (untuk barang sensitif), atau mendeteksi kerusakan selama pengiriman.

Jika sistem IoT diintegrasikan dengan e-Procurement, perusahaan bisa langsung membandingkan kondisi barang saat diterima dengan spesifikasi saat pemesanan.

Ini membantu memastikan kualitas barang tetap terjaga selama perjalanan.

6. Kelola Inventori Secara Lebih Presisi

Integrasi sistem e-Procurement dan logistik juga berkontribusi besar dalam pengelolaan stok.

Ketika pembelian dilakukan, stok gudang langsung diperbarui secara otomatis.

Sistem logistik pun bisa mengatur pengiriman berdasarkan data permintaan real-time dari e-Procurement, sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan stok.

Dengan pengelolaan inventori yang lebih presisi, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan dan mencegah terjadinya kekosongan barang di lini produksi.

Baca Juga: 4 Perbedaan Procurement dan Purchasing

7. Perkuat Kolaborasi dengan Mitra Logistik

Integrasi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kolaborasi. Pastikan mitra logistik memiliki akses terbatas (namun real-time) ke sistem e-Procurement Anda.

Dengan begitu, mereka bisa melihat status pesanan, mempersiapkan armada, dan menjadwalkan pengiriman tanpa harus menunggu instruksi manual.

Kolaborasi yang erat ini akan mempercepat pengiriman dan mengurangi kesalahan koordinasi.

Integrasi e-Procurement dengan sistem logistik bukan lagi opsi tambahan, tapi kebutuhan utama dalam dunia pengadaan modern.

Dengan menyatukan dua proses ini, perusahaan bisa mencapai efisiensi tinggi, mempercepat pengiriman, menurunkan biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dari pemilihan platform hingga adopsi teknologi IoT, setiap langkah integrasi akan membawa dampak positif yang signifikan terhadap rantai pasokan perusahaan Anda.

Jika ingin unggul dalam kompetisi, saatnya mulai merancang strategi integrasi e-Procurement dengan sistem logistik sekarang juga.

Referensi:

  • https://www.gep.com/e-procurement-software-5-ways-in-which-e-procurement-systems-deliver-efficiency-and-performance
  • https://www.freightender.com/e-procurement/
  • https://www.mdpi.com/2075-5309/14/3/605